Menu

300x250px

Ummat Parmalim Gelar Ritual Sipahalima 

Umat Parmalim Gelar Ritual Sipaha Lima

Ratusan Umat Parmalim di Huta Tinggi, Laguboti, Toba Samosir melaksanakan Ritual Sipaha Lima (18/7/2016). Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka bersyukur atas hasil alam yang didapat selama setahun ini.

Adapun rangkaian kegiatan sejak pagi para umat parmalim sudah melakukan beberapa ritual, diantaranya mempersiapkan persembahan berupa ayam, lembu dan kerbau.

“Dalam acara ini kita menyampaikan pelean atau persembahan lobbu sitio-tio atau lembu dan ayam jantan tiga warna serta satu ekor ayam betina,” kata Sirait salah seorang warga.

Sejumlah umat pun melakukan tari-tarian dan memanjatkan doa kepada Mula Jadi Nabolon.
Monang Naipospos, Ketua Punguan Parmalim menjelaskan kegiatan ini merupakan puncak dari kegiatan Batumona yang sebelumnya telah dilaksanakan di rumah masing masing.

“Jadi sebelum menikmati hasil alam, kita kumpulkan dulu yang kita dapatkan. Kemudian kita persembahkan kepada leluhur untuk dinikmati bersama sama,” ujar Monang.

Acara ini berlangsung selama tiga hari, dimana hari pertama disebut dengan Parsahadatan yakni acara penyampaian keluh kesah seluruh umat Parmalim, hari kedua Panasttion merupakan acara persembahan syukuran, hari ketiga disebut Panggohion Acara berupa penyampaian nasihat atau pidato dari pemimpin Parmalim.

Ummat Parmalim Gelar Ritual Sipahalima
Seperti diketahui, Ugamo Malim adalah agama asli yang dianut Bangso Batak sebelum agama Islam, Kristen dan Katolik dianut sebagian besar Batak Toba. Penganut Ugamo Malim disebut Parmalim, pimpinan tertinggi Ugamo Malim adalah Raja Sisingamangaraja I-XII. Saat ini Parmalim yang tersisa di Tano Batak hanya sekitar 10.000 orang. Ugamo Malim terpusat di Huta Tinggi, Laguboti Kabupaten Tobasa. Pimpinan Parmalim bernama Raja Marnangkok Naipospos, meneruskan kepemimpinan Raja Sisingamangaraja Sinambela XII.

Yang menarik adalah Ugamo Malim ini memiliki banyak kesamaan dan kemiripan dengan Agama Yahudi Kuno. Ugamo Malim telah diturunkan dari generasi ke generasi oleh Leluhur Bangso Batak (30-35 generasi) berdasarkan Tarombo (Silsilah) yang dimiliki Bangso Batak, satu generasi sekitar 25 tahun. Hal tersebut disadur dari wikipedia.org.

sumber:ceritamedan.com
 
Top