Kadis Pendidikan Tebing Tinggi Pardamean Siregar, Koordintor Provinsi USAID PRIORITAS Sumut Agus Marwan dan Direktur OS Institut Abdul Firman Purba menyampaikan salam literasi dalam rapat koordinasi. Tebing Tinggi akan mendeklarasikan diri sebagai Kota Literasi pada 1 Agustus 2016.
Lebih dari 7000 orang pelajar Tebing Tinggi akan menulis pantun
terbanyak di Indonesia. Jumlah ini akan mengalahkan rekor Kota Semarang,
Jawa Tengah. Sebelumnya 1000 orang pelajar di Semarang berhasil menulis
5.355 pantun pada tahun 2014. “Adik-adik pelajar di Tebing Tinggi akan
menulis lebih dari 7000 pantun. Angka ini akan dicatat Museum Rekor
Indonesia-Dunia (MURI) sebagai rekor baru. Kami mohon dukungannya, agar
rekor ini bisa menjadi kebanggan warga Tebing Tinggi dan Sumatera
Utara,” terang Juru Bicara USAID PRIORITAS Sumut Erix Hutasoit di Medan,
Sabtu (30/7).
Erix mengatakan aksi menulis pantun itu, merupakan bagian dari
Deklarasi Gerakan Budaya Membaca Tebing Tinggi yang akan dilaksanakan
pada 1 Agustus 2016. Pantun merupakan salah satu bentuk keterampilan
berliterasi. Literasi merupakan keterampilan untuk mencari, memahami,
menganalisis, menggunakan dan mengkomunikasikan informasi untuk hal-hal
yang berguna. ”Begitu juga dalam menulis pantun, dibutuhkan kemampuan
mencari, memilih dan merangkai kata-kata agar bisa mengirimkan pesan
yang kuat. Karena itu baik sekali kalau dari usia sekolah, anak-anak
kita sudah berkenalan dengan pantun,” tambahnya.
Kadis Pendidikan Tebing Tinggi Pardamean Siregar mengatakan, pantun
merupakan warisan budaya Melayu yang lazim digunakan di Tebing Tinggi.
Sebagai kekayaan budaya, pantun harus dilestarikan. Pantun sangat banyak
memberikan petuah, nasihat, inspirasi dan motivasi yang sangat baik
bagi perkembangan anak didik dan generasi muda. ”Daerah kita inikan
daerah Melayu, penuh dengan pantun. Membudayakan membuat pantun pada
anak itu perlu, agar mereka tidak lupa warisan leluhur kita,” terang
Pardamean.
Deklarasi Gerakan Membaca Tebing Tinggi didukung oleh Kementerian
Agama, USAID PRIORITAS, PT. Inalum dan OS Institute. Melalui gerakan ini
setiap pelajar di Tebing Tinggi akan tuntas membaca 12 buku setiap
tahun. Sedangkan untuk guru diwajibkan tuntas membaca 24 buku setiap
tahunnya.
Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) pada
tahun 2011 menyatakan minta membaca orang Indonesia rendah. Dari 1000
orang Indonesia, hanya satu orang saja yang memiliki minat
membaca.
sumber:ceritamedan